Stars

Bintang adalah nama lain dari keindahan. Bagi siapa yang menguping pada angin yang berbisik takdir kepada sang langit, maka ia akan tahu rahasia besar bintang. Sebagai obat rindu.

Moon

Bulan adalah lambang kesetiaan. Sama seperti bintang ketika mengitari. Ia tak pernah ingkar janji dan akan selalu beredar. Sayang, kadang remang, kadang bersinar terang sekali. Kadang bulat utuh, kadang sabit sekali. Waktu adalah nyali keutuhan. Dimana dia berlindung, disana rahasia hati mengitari.

Rain

Hujan adalah rahasia besar. Tidak ada yang tahu kapan akan tiba dan kapan akan berhenti. Apakah datangya mengundang gemuruh langit atau hanya menyusuri lembut kulit. Tapi kesakitan hujan dapat membuat rindu menyeruak. Tak akan ada yang bisa menolongmu. Selain naungan tinggi dari Sang Maha.

Metamorfose

Kita adalah hasil dari metamorfose. Hanya kita yang tahu, siapa dan apa saja yang terlibat dalam proses pendewasaan diri kita masing-masing. Bagian dari Rahasia.

Ocean

Tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam sana. Entah arus yang mematikan atau ikan-ikan menakjubkan yang tenang berenang.

Selasa, 16 November 2010

Di Hadapan-Mu

Indah mata memandang nama-Mu
Merdu suara kumandang nama-Mu
Sorak sorai gemuruh nyanyian pilu
Saat aku mulai mengingat-Mu

tiada daya lain dari-Mu
Tiada yang besar dimata-Mu
Tiada lagi yang Maha lain Engkau
Tiada arti separuh nyawa dihadapan-Mu

Serentak alunan doa menyentuh kalbu dalam duka
Terngiang jelas dibenakku tentang arti hidup
Hidup dengan segala penyesalan
Dan hanya dihadapan-Mu aku melirih malu

Dosa yang tak ingin aku kenang
Dan sulit tuk dilupakan
Hingga yang terlintas di dayaku
Aku tak mampu untuk menghapusnya

Kukirim doa untuk ayah dan ibukku
Ingatkan mereka tenang suatu masa
Dimana dunia menjadi gelap

Ku ingin mereka berada dalam teduh-Mu
Ku ingin buatkan rumah yang indah di surga-Mu
mudahkanlah Tuhan-ku dalam pencapaianku

Tentang mereka

senyum yang berbeda untuk mereka
mereka ingin punyai cerita bahagia

Untuk bertatap muka tak berani
Berjalan takut dijatuhkan
Berdiri takut tersungkur
Setiap mata memandang
Selalu mereka direndahkan

jangan panggil mereka pemalas
jangan remehkan keringat mereka
Seberapa jauh orang memandang
Hanya mampu untuk merendahkan

jangan ada yang menyangka
Senyum itu tanda bahagia

Kudapati keluh yang mereka alami
Tak jua mendapatkan perhatian
Ingin rasanya aku merobek papan keadilan
Dan berteriak lantang kepada para penguasa
Kenyataan hidup seharusnya pahit

Jangan ada yang merasa paling kuat
Jika saat menghadapi kenyaaan mereka takut
Jangan ada yang merasa paling lemah
Karena bisa saja tersimpan kekuatan di dalam kelemahannya itu

Carilah arti sejati
Carilah kata yang berarti
Carilah orang yang peduli
Tak akan kau dapatkan
Jika tak coba melakoni
Jalan hidup sampai mati

Sulit untuk di mengerti

Mimpi ini terbayang
Tak juga ingin menghilang
Menghiasi malam yang malam

Coba mengingat yang buatku tertinggal
Bayangan yang tak bisa menghilang
Meski telah berteriak "Jangan"

Yang memancarkan sinar itulah bintang
Yang bersinar remang itulah bulan
Mengapa sulit untuk dipahami
Sebatas itulah yang kau tahu
Tak pernah ada lebihnya

Tuhan aku bertanya
Mengapa ada yang tiada
Mengapa yang tiada itu ada
Tuhan ingatkan aku tentang
Suatu hari dengan malam yang panjang

Apa yang terjadi cepatlah terjadi
Apa yang telah pergi menjauhlah
Apa yang ku benci binasalah
Hidup beracun diri
Terlukis sesal yang datangnya tiba-tiba

Hanya berdiri bisa terjatuh
Tak bisa berenang akan tenggelam
Tak berlari akan tertinggal
Apa yang membuat jadi begini

semua coba kupertanyakan
Namun tak ada yang mau menjawab

Menganggap luka itu tawa
Menganggap benci itu cinta
Menganggap tawa itu luka
Menganggap cinta itu benci

Cinta bukan pesona yang menyurga
Bukan pula bahagia yang menyapa
Sulitkah untuk dimengerti

Khayal dunia

Kenapa semua jadi begini
Apakah memang harus begini
Semua yang dijalani bagai mimpi
Terpenuhi dengan tawa dan juga luka

Ini jadi tak berarti
Saat segalanya datang terus pergi
Tanpa peduli tentang aku
Menanti yang tak kembali

Berjalan saja tak gunakan kaki
Berkata tak pelihara lidah
Melihat tak lagi dengan mata
Merasa tak menggunakan hati

Semua yang jauh disana
Ternyata tak lagi ada

Katanya dunia bagai surga
Katanya dunia makin tak ada batasannya
Katanya dunia begitu luasnya
Apa mata mereka tertutup maya

Rasanya lelah berkata-kata
Karna tak ada yang mau mendengarkannya
Tentang apa yang kurasa
Sesampainya diujung dunia
Jangan dengarkan tentang cerita
Khayal dunia yang menyurga