Selasa, 25 Maret 2014

Oleina Syzygium






Aku membandingkan pertemuan kita dengan Oleina Syzygium. Kau dapat kulihat dimanapun berada. Keberadaanmu tulus mengawani. Aku merasa tenang memandangmu, meski dari balik punggungmu yang besar itu. Aku murni wanita yang tak tahu apa-apa tentang prinsip, terutama prinsipmu itu. Saat menuliskan ini sungguh, aku sedang membutuhkan engkau ada disisi. Aku menangis lagi, maaf. Aku merindukan seseorang, tapi bukan dirimu.

Aku merindukan ibuku. Terakhir ku tinggalkan beliau dalam keadaan sakit. Aku anak yang buruk sekali. Hanya bisa menyusahkan. Menyibukkan diri dengan hal duniawi yang tak penting.

Aku manyayangi mu bu, aku
aku
paham betul yang kau rasakan. Sungguh, kalau aku bisa, ku gantikan susahmu, keringatmu, kepayahanmu, perjuanganmu. Engkau yang mulai keriput itu..
Lama-lama akan melemah juga. Aku paham konsep ini.

Allah selalu bersama kita, keluarga kita. Membersamai kita.
Aku disini bu, berjuang untuk menjadi anak yang dimuliakan.
bukan anak yang selalu mengecewakanmu...

Yah, ayah..
Seberapa besar rasa benci ayah kepada ibu, aku yakin masih lebih banyak rasa sayang ayah dari pada rasa benci itu tadi.
Aku mengagumi ayah sebagai sosok ketegaran yang tegas.


Kak,
aku adalah orang yang paling bahagia.
Alasannya sederhana.. Aku memilikimu. Selamat, kau akan segera berkeluarga..
Aku akan menyusulmu segera setalah mensukseskan diri :)

Kembali lagi kutujukan untukmu, Oleina Syzygium..
Semoga kau tak bosan dengan kata-kata cintaku..
dengan perhatianku..

Aku murni berharap menjadikanmu sebagai sandaran ketika aku sampai di titik ini..
Aku keluh dan penuh asa.
Kuharap dapat berjuang bersama keringatmu di lembaran dan cerita yang lain.
Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar