Senin, 20 Desember 2010

Karena Perbedaan

Kucari cari apa yang telah hilang
Tapi tak juga berjumpa
Kelak akan kuubah jalan hidup ini
Yang hanya terisi dengan perbedaan

satu persatu menghilang
Mereka beralasan karena perbedaan
Kaya miskin bodoh pandai atau karna wajah yang rupawan
mereka berani mengatakan bahwa aku tidaklah sama

Jika hidup tak lagi mementingkan nurani
Maka sial orang yang membutakan mata
Jika hidup lebih berdasarkan materi
maka lebih buta mereka daripada orang yang buta

Selama mereka menjauh
Dan tak meninggalkan alasan
Selama itu aku terdiam

Bibir lomah lamuh
Bicaramu tentang kebencian
Model ketakutanmu
Tak berani bicara tegas

Kenapa semua mata salah memandangku
Mungkin aku tak lebih berguna
Tapi niat dan tujuanku tak pandang guna

Senyum tanda keramahan
Tak mudah untuk aku maksudkan
Dari balik wajah mencibirku
Dengan ucapanmu yang manis tajam

Pura-pura lemparkan perhatian
Akupun tahu tak ada sedikitpun ketulusan
Mereka-reka apa yang kau pikirkan
Jalan pikiranmu penuh kebencian

Akal mereka memang besar
Tapi tak mampu berpikir panjang
Jati dirimu kawan
Terpuruk dijalur kereta
Melaju penuh kesombongan
Bertingkah keras
Ada yang berulangkali aku pertimbangkan
Haruskah aku membencimu kawan

Kuingat kita memang saudara
Seperti apapun wajahmu berpaling
perlu kau garis bawahi
Kita memang saudara

Utarakan pendapatmu tentangku
Sok mengerti dari ujung rambut hingga ujung jari kelingkingku
Kusalutkan kelancanganmu
Mengobrak abrik garis hidupku

Aku benci atasmu
Menghinaku dari sudut paling belakang
Hanya orang angkuh sepertimu
Yang tak pahami arti kawan
Memakan daging saudaramu

Kelasmu kelas eksekutif
Sedang aku jauh tertinggal
Tapi perlu kau ingat ingat
Cita-citaku bukan sekedar angan-angan

tenggelamlah bersama keegoisan
Maka itulah ketenanganmu
Sambutlah aku dengan perbedaan
Maka ku tak mau mencari
Sisi yang sama

Setidaknya kau tahu pasti tentang pancasila
Berada di balik bilik keagamaan
Berlindung di bawah kaki raja
Menjujung tinggi ajaran Tuhan
Tapi bagiku kau hanyalah gelandangan
Yang haus akan perhatian
Kau bebas tertawa

Bicaramu lagaknya penceramah
Menyorak perdamaian dan kebenaran
Tapi ku tahu apa yang tersembunyi
Dibalik senyum dari bibrmu

Teruslah berada diacuanmu
Bukankah kau tahu jelas apa yang tak jelas
Bersembunyi dalam damai
Kaui berhak atas sejuta alasan
Tak perlu ajari aku dengan ilmumu
Tak perlu bicara lantang layaknya orang pintar
Beranimu mencibirku dari balik tembok istana
Yang tertancap bendera perdamaian
Bicaralah pada cermin kawan
Dan lihatlah bentuk bibirmu yang menawan
Santai saja kawan itu barulah sebuah pujian

Bergerak seperti singa sirkus
Garang tapi bisa melucu
Berharap orang orang memujamu
Dengan relakan tepuk tangan nya untukmu
Itu barulah sebuah sanjungan

Seluruh dunia tak tahu
Apa yang ku pertaruhkan
Berterimakasihlah teman
Kubukakan matamu
Aku kan senang bisa membantu

0 komentar:

Posting Komentar