Senin, 11 November 2013

Amiin

Berita kegembiraan turun dari Yang Maha Kuasa. Bulir-bulir bening yang terisi ucap doa tiap tetesnya.. mengalir dan merasuki tanah yang merindukan sang langit. Kini ia dipeluk erat. Lewat dingin.

Allah, aku galau. Galau. Tapi terimakasih telah menurunkan hujan sederas ini..
Jadi semua terjawab..

Aku lelah mencintai dengan cara yang salah. Aku kembalikan semua urusan kepada-Mu. Biar hatiku beristirahat untuk hal yang memusingkan seperti ini. Biar pikiranku fokus dan jiwa ragaku semakin dekat dengan-Mu. Tidak ada lagi keragu-raguan. Bismillah.. aku yakin, Engkau tidak pernah mengingkari janji. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dia laki-laki yang baik, aku hanya perlu menyempurnakan iman dan berproses menjadi insan yang ikut memancarkan cahaya surga.

Ya Allah, dentum jantungku semakin kuat ketika aku sampai ke tahap ini. Tidak ada lagi keragu-raguan. Aku percaya ini persoalan yang sudah diatur dari langit.

Ini semakin deras.. Alhamdulillah..

Ya Allah, lindungi jodohku dari dingin hujan malam ini..
Mungkin ia mulai merasakan bahwa ini rindu..

Maafkan aku Allah, untuk mencintai dengan cara yang salah selama ini. Aku bodoh sekali.
Tapi, bukankah perasaan seperti ini memang bodoh? Kebodohan yang aku sukai.

Melihatnya dari kejauhan, hanya sebatas punggung saja sudah cukup mengguncang hatiku..
Tiap detik tiap menit tiap hela nafas ini selalu saja ada pertanyaan..
Apakah kita akan berjodoh nanti?

Laki-laki itu sempurna sesempurna otak diciptakan.
Dia lelaki baik, sudah pasti untuk wanita yang baik pula.
Dan aku....
mungkin belum.

Berkali-kali aku menangisi hal payah seperti ini. Menangisi seorang lelaki.
Tetapi baru kali ini aku merasa benar-benar Kau peluk ya Allah..

Aku usang tanpa-Mu. Debu tak berwujud.

Tidak akan aku ulangi cara yang sama.
Aku ingin jemari-Mu semakin membelaiku ketika aku mulai galau, h sebenarnya rindu..
Aku ingin bisa mencintai lelakiku Karena-Mu ya Allah. Aku belajar.

Aku akan diam. Aku memutuskan untuk diam. hanyut dalam keheningan. Seperti suara rindu yang samar karena rintik hujan. Seperti Fatimah yang menjaga kesucian hatinya untuk Ali.
Aku bukan Fatimah..
Aku hanya aku yang saat ini berproses.

Aku mencintai-Mu. Amiin
Aku mencintaimu. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar