Bangun.
Setiap embun yang mengudara, perlahan hilang.
Setiap titik es yang terbawa angin, pasti mencair.
Bertengkar dengan kerumunan kebingungan lalu bingung
saat kehendak dihadang oleh ketidaktahuan. Percaya atau tidak, bukan tubuhmu
memang yang berada di sini tapi seluruh otakku seolah diprogram untuk selalu
membahasakanmu dalam bahasa yang tidak mudah dipahami.
Kilasan cahaya dibalik mendung ibarat
harapan-harapan kecil yang selalu menyanjung. Seperti badan ini kurang tidur
namun mata meminta untuk tetap terjaga. Seperti kepala telah pusing namun hati
meminta untuk selalu merasa. Bagi yang terkenang sepertiku mungkin anggapan
bahwa mutiara hilang karena nilai jualnya pasti salah. Mutiara hilang karena
sihir keindahannya.
Terlalu menuruti kerja rodi otak dan hati yang
kadang saling tarik ulur, pecah dan berdebat mungkin akan membunuh perlahan. Dan
lakumu yang diam-diam melukai membuatku
cemburu dan terus saja merindu.
Aku pernah melihat matamu serupa dengan pelangi yang
pernah menampakkan keindahannya dihadapan mata kita
Aku pernah melihat senyummu serupa dengan mimik
pesisir saat batu memecah ombak yang ganas menghantam karena terprovokasi oleh
angin
Aku pernah melihat punggungmu menjauh serupa dengan
cahaya bulan yang tertutup remang lambat laun kemudian hilang karena ditelan
gerhana
Waktu serasa lebih dari 24 jam perhari, serasa lebih
dari tujuh hari perminggu, serasa lebih dari empat minggu perbulan, serasa
lebih dan lebih ketika rasamu menghujam palung jiwaku terdalam.
Aku ketagihan
rasa. Ketagihan merindu, ketagihan cemburu. Ketagihan sakit. Caramu untuk
menelaah ribuan pertanda yang telah lebih dulu aku cipta.
Bagaimana bisa jalannya akan seterjal ini. Bagaimana
bisa lukanya akan selama ini.
Kukata-katai langit-langit Bumi. Dasar mereka sangat
tega sekali mencipta suasana syahdu untuk kebanyakan jiwa yang tersiksa karena
rindu.
Mendekap. Saat itu aku dengan senyum murung
benda-benda terpasang yang bertebaran bak kristal air yang membeku. Dingin. Dan
kau tak akan pernah tau rasanya.
Cukup miring. Sendiri dan tak beralas. Tak punya
alasan.
0 komentar:
Posting Komentar