Rabu, 12 Februari 2014

Refleksi

Sempat bulir bening membuyarkan refleksi tentang aku beberapa tahun yang lalu.
Aku adalah kenangan yang hilang dari memori seseorang. Mereka lupa caraku memperjuangkan diri demi mereka. Memperjuangkan diri untuk berubah menjadi burung pipit yang tidak kecil lagi. Begitulah...

Sempat dalam luang detik yang memuntahkan 'aku yang dulu' menggerogoti isi organ paling kusam ini. Hati.
Kekecewaan yang berulang kunikmati sampai mati.
Khayal adalah teman kerja terbaik.
Cita ku tergantung saja di atas, hendak menyerupai angin yang tak berwarna lagi. Tak kan ku biarkan.

Sejarah membuktikan kesanggupanku melawan diriku sendiri.
Aku kesejahteraan yang neko-neko ku lakukan sendiri.
Aku muda yang tak tahu diri.
Dan aku dibayar dengan kekecewaan ini.

Seorang Superior menandatangani di awan, surat keputusan untuk membiarkanku merenggut kembali apa yang dinamakan dengan 'kebenaran'
Ya, dan aku mendapatkannya.
Jadi lah aku yang sekarang.

Betahlah dalam pengakuan atas kekalahan, kesalahan mu sendiri.
Air mengajari kita betapa sucinya kejujuran.
dan selalu akan ada kesempatan untuk berbenah diri.

Aku bukan kesempurnaan yang diimpikan.
Aku bukan kepastian yang ditunggu.
Aku bukan teriakan yang dirungu.
Aku hanyalah kebaikan untuk diriku sendiri.
Aku adalah sepasang mata ini.
bergerak seirama,
kadang menelan kekecewaan juga.

Aku sudah senada dengan-Mu, ya Allah.
jadi biarkan pelukku ini sampai pada-Mu.
Jangan biarkan orang lain mengecewakanku lagi. Meskipun aku dipantaskan untuk itu, ya?

0 komentar:

Posting Komentar