Stars

Bintang adalah nama lain dari keindahan. Bagi siapa yang menguping pada angin yang berbisik takdir kepada sang langit, maka ia akan tahu rahasia besar bintang. Sebagai obat rindu.

Moon

Bulan adalah lambang kesetiaan. Sama seperti bintang ketika mengitari. Ia tak pernah ingkar janji dan akan selalu beredar. Sayang, kadang remang, kadang bersinar terang sekali. Kadang bulat utuh, kadang sabit sekali. Waktu adalah nyali keutuhan. Dimana dia berlindung, disana rahasia hati mengitari.

Rain

Hujan adalah rahasia besar. Tidak ada yang tahu kapan akan tiba dan kapan akan berhenti. Apakah datangya mengundang gemuruh langit atau hanya menyusuri lembut kulit. Tapi kesakitan hujan dapat membuat rindu menyeruak. Tak akan ada yang bisa menolongmu. Selain naungan tinggi dari Sang Maha.

Metamorfose

Kita adalah hasil dari metamorfose. Hanya kita yang tahu, siapa dan apa saja yang terlibat dalam proses pendewasaan diri kita masing-masing. Bagian dari Rahasia.

Ocean

Tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam sana. Entah arus yang mematikan atau ikan-ikan menakjubkan yang tenang berenang.

Rabu, 30 April 2014

29 30

                                                            Gambar: indonetwork.co.id


29 April 2014

Kau betah sekali.
Aku telah memulai perasaan ini lama sekali.
Kau betah sekali untuk benar-benar tak mempedulikannya.

Akhirnya aku dapat melakukan sesuatu dengan benar..
Kaktusku akhirnya tumbuh dengan baik..
Dia telah kupisahkan dengan sukulennya.. tumbuh seadanya.

Manusia terlahir untuk mencintai,
jatuh untuk mencintai lagi..
patah hati untuk mencintai lagi..
kemudian menyingsingkan lengan untuk jatuh cinta lagi.. berjuang..
kemudian sakit lagi. Mencintai lagi, sakit lagi..

Kamu yang aku lihat, hanya sampai di pelupuk mata. Tak pernah tepat berada dihadapanku.
Maaf aku tak bisa serius untuk tak memikirkan hal anen seperti ini.. maaf..
Aku telah lama belajar, mengulangi, lagi, mengalami, belajar, mengulangi, lagi, mengalami..
Tapi aku tak pernah tau benar bagaimana  caranya mencintai..

Kaktus adalah saksi ketika tiap malam aku merindukanmu..
Kaktus adalah saksi ketika tiap mimpi aku bertemu denganmu..
Semoga dia tak mati.

Aku  mencuri wajahmu dan tak mendapatkan adanya perasaan yang sama disana.
Aku berulang kali memandangimu, diam-diam, dan tak mendapati adanya rindu yang sama..

Wanita hanya bisa menunggu kau tau?
Meski dia berkata lelah menunggu, dia akan selalu menunggu.
Meski dia berkata tak akan lagi rindu, dia memelukmu dalam mimpinya..

Kenyataannya aku tak mendapati apa-apa hari ini..
Kau tak memberikanku pertanda apa-apa..


30 April 2014

Maaf aku terlalu cerewet malam ini..

Aku tidak tau bagaimana memulainya denganmu.. sama seperti ketika aku tidak tau bagaimana cara memulai untuk menjadi penulis profesional, seperti yang kuimpikan.

Dengan kau diam seperti itu, itu sudah cukup untuk mencabik-cabik hatiku.. tapi kau tak paham itu.
Kadang aku canggung ketika berada didekatmu, tapi kadang aku bisa merasa sangat nyaman sekali..

Aku ingin berhenti dan sudahi perasaan yang tak tau arahnya ini.
Tapi memulaipun aku tak pernah.

Entah darimana muncul keyakinan bahwa sebenarnya kau miliki perasaan yang sama.
Aku hanya terus memukul kepalaku dengan memikirkanmu.

Aku menunggumu, terus menunggu, berharap lorong demi lorong, kau dan aku melalui jalan yang sama..
berpapasan.. bertatap muka.. bertegur sapa.. tersenyum.. duduk bersama.. menceritakan hal-hal yang menarik..
Tapi bagimu, hal itu tidak akan pernah kan?
Padahal itu yang paling aku inginkan.


Detik ini aku berjanji untuk berhenti!!!!
Berhenti untuk tidak mencintai seseorang lagi..











Selain dirimu.

Minggu, 13 April 2014

Enough






Persembahkan perasaan kecewa itu, sekali lagi.
Maka itu sudah sangat cukup menghancurkan hatiku.
Baiklah, impian, dapatkah kamu mempertemukanku dengan orang-orang yang benar dimudahkan bagiku?
Awalnya saya percaya, hati-hati manusia tak akan pernah salah memilih. Memilih jalan mana yang dituju, memilih Tuhan yang disembah, memilih agama yang diyakini, memilih lelaki yang mengasihi, memilih teman yang bahkan menyayangi. Hati tak akan pernah salah memilih. Jadi jangan kecewakan lagi hati yang tertambat ini.
Berapa kali lagi?
Mendapatkan harapan sekali lagi, lalu dikecewakan sekali lagi.
Inilah ujian terberat.
Menjadi orang yang benar-benar sendiri.
Apa batasan tak berlaku untuk ujian hidup?
Katanya Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang tidak mampu dipikul oleh hamba-hambaNya..


Melibatkan diri dengan kebaikan, kadang,
Melelahkan juga.
Jadi orang baik memang selalu harus menerima tangisan demi tangisan.
Lumrah orang membalik hatinya, lumrah orang lelah dengan hidupnya. Apalagi jika dilingkupi atmosfer yang sering mengombang-ambingkan perasaan.
Aku bisa kuat pada masalah yang sangat besar sekali.
Tapi pada kerikil sekecil ini, aku terjungkal jauh sekali.
Katakanlah iya, jika memang iya.
Tolong, katakanlah tidak jika memang dari awal tidak.
Jangan dengan mudah membolak-balikkan perasaan.
Akhirnya orang lain kena dampaknya.
Orang lain kecewa, padahal sudah bergantung banyak. Sudah mengikat pinggangnya lebih kencang, memutuskan untuk duduk di sampingmu. Berpikir mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Nyatanya hanya memeluk angin. Tak terasa hangat. Betah dengan dingin.
Kalau tak cukup dengan menjadi orang baik saja.. maka,
Alah. Siapa yang mau peduli.
Jangan percaya lagi pada orang lain, Pit. Bahkan orang yang telah kamu gantungi harapan. Harapan hanya berupa benang yang dikaitkan. Maka mudah sekali untuk dipatahkan.

Saya benci menggantungkan harapan pada orang lain. Sudahlah. Bisa dihentikan?

Jika sendiri saja lebih baik, kenapa tidak?
Tidak ada yang perlu ditakutkan.
Berjalan tinggal berjalan saja.
Persetan dengan like or dislike. Orang terlahir dengan moral dan rupa yang berbeda.
Ada yang ngelike pasti tak sedikit pula yang ngedislike. Tinggal hadapi, cari apa mau mereka.
Ah, sudah.
Percuma juga. Mereka yang dimaksud juga nggak akan mungkin baca tulisan rewel ini.
Kata cinta juga sama saja.
Menghilangkan hal yang tidak penting seperti itu malah justru susah sekali.

Kenapa saya harus punya perasaan? Kalau perasaan membuat langkah saya patah ditengah-tengah.
Harapan saya juga patah.
Ingin rasanya tahun ini segera berlalu.
Saya ingin cepat lulus. Bosan. Eh, sebenarnya ingin berpaling dari orang-orang ini.
Saya nggak mau capek-capek ngurusin perasaan, ngurusin orang. Memperhatikan kawan bahkan mempertahankannya, kalau kawan itu nggak mau capek-capek minger buat sekilas ngeliat pengorbanan saya, lalu ngapain coba?
Otak saya ini sudah hampir lebur. Kurang koordinasi sama ati.
Saya orang paling cerewet malam ini.
Setidaknya hanya saya yang dapat mendengarkan keluhan ini. Cerewet tanpa suara memang menyakitkan.
Intinya,
Tolong, orang yang saya panggil teman, jangan mengecewakan saya to. Saya tau ini hidup anda dan saya juga punya hidup.
Setidaknya bilang iya kalau memang sejak awal iya.
Konsistenlah.
Tau akibat dari ketidak konsistenanmu?
Orang lain bisa sakit karena itu.
Terlebih penyampaian, dan tutur lembutmu memang kadang melewati batas perasaan yang membentengi orang lain. Sampai orang itu bertekuk lutut sambil tertawa pada hal kecil yang bisa membuat dirinya menangis malam-malam begini.
Tau begitu kan saya nggak perlu susah-susah bercerita lebih dalam tentang siapa saya, dan bagaimana keluarga saya.
Kecewa.
Dan untuk cinta,
Berulang kali. Sakti sekali kan?
Cukup untuk berpusat pada perasaan.
Saya harus belajar, cepat lulus.
SUKSES.

Terimakasih atas pemaklumanmu yang palsu itu.
AHA! Siapa bilang sendiri itu tidak lebih baik?
Dan kamu! Maaf sudah merepotkanmu untuk mendengarkan cerita-cerita yang seharusnya kusimpan sendiri.
Dan untuk KAMU! Maaf sudah lancang mencoba hatimu.
Harusnya saya kapok telah banyak berharap.
Lelaki sepertimu baiknya untuk wanita yang lembut tutur katanya. Tidak seperti ku yang rewel malam ini.
CEPET LULUS PIT! Lupakan kekecewaan di hari ini!

Kamis, 03 April 2014

Salju




Cintaku selembut salju. Ini bukan lagu atau kata-kata dungu. Persembahan dari ketulusan hati paling termahsyur, dan bukan rahasia lagi.

Aku menyukai salju. Meski aku tidak pernah dapat menyentuhnya di negeri tropis ini. 
Aku merasakan dinginnya. Merasuk dan mengawani rinduku. Meski aku tidak pernah sekedar melihatnya turun dihadapan mataku. 

Aku mengerti rahasia di balik putihnya..
Lekat dan suci seperti perasaanku.
Aku jauh dari gambaran tentangmu, tapi aku bisa merasakanmu. Entah ini apa namanya. 

Tanyakan, tempat mana yang paling ingin kamu kunjungi?. Aku akan menjawab, di tempat yang setiap hari dapat menurunkan salju..
Aku tidak melulu harus pergi ke sana..
Dengan kau membawakan segenggam saja, sudah akan sangat membantuku meringankan rindu ini.