Rabu, 30 April 2014

29 30

                                                            Gambar: indonetwork.co.id


29 April 2014

Kau betah sekali.
Aku telah memulai perasaan ini lama sekali.
Kau betah sekali untuk benar-benar tak mempedulikannya.

Akhirnya aku dapat melakukan sesuatu dengan benar..
Kaktusku akhirnya tumbuh dengan baik..
Dia telah kupisahkan dengan sukulennya.. tumbuh seadanya.

Manusia terlahir untuk mencintai,
jatuh untuk mencintai lagi..
patah hati untuk mencintai lagi..
kemudian menyingsingkan lengan untuk jatuh cinta lagi.. berjuang..
kemudian sakit lagi. Mencintai lagi, sakit lagi..

Kamu yang aku lihat, hanya sampai di pelupuk mata. Tak pernah tepat berada dihadapanku.
Maaf aku tak bisa serius untuk tak memikirkan hal anen seperti ini.. maaf..
Aku telah lama belajar, mengulangi, lagi, mengalami, belajar, mengulangi, lagi, mengalami..
Tapi aku tak pernah tau benar bagaimana  caranya mencintai..

Kaktus adalah saksi ketika tiap malam aku merindukanmu..
Kaktus adalah saksi ketika tiap mimpi aku bertemu denganmu..
Semoga dia tak mati.

Aku  mencuri wajahmu dan tak mendapatkan adanya perasaan yang sama disana.
Aku berulang kali memandangimu, diam-diam, dan tak mendapati adanya rindu yang sama..

Wanita hanya bisa menunggu kau tau?
Meski dia berkata lelah menunggu, dia akan selalu menunggu.
Meski dia berkata tak akan lagi rindu, dia memelukmu dalam mimpinya..

Kenyataannya aku tak mendapati apa-apa hari ini..
Kau tak memberikanku pertanda apa-apa..


30 April 2014

Maaf aku terlalu cerewet malam ini..

Aku tidak tau bagaimana memulainya denganmu.. sama seperti ketika aku tidak tau bagaimana cara memulai untuk menjadi penulis profesional, seperti yang kuimpikan.

Dengan kau diam seperti itu, itu sudah cukup untuk mencabik-cabik hatiku.. tapi kau tak paham itu.
Kadang aku canggung ketika berada didekatmu, tapi kadang aku bisa merasa sangat nyaman sekali..

Aku ingin berhenti dan sudahi perasaan yang tak tau arahnya ini.
Tapi memulaipun aku tak pernah.

Entah darimana muncul keyakinan bahwa sebenarnya kau miliki perasaan yang sama.
Aku hanya terus memukul kepalaku dengan memikirkanmu.

Aku menunggumu, terus menunggu, berharap lorong demi lorong, kau dan aku melalui jalan yang sama..
berpapasan.. bertatap muka.. bertegur sapa.. tersenyum.. duduk bersama.. menceritakan hal-hal yang menarik..
Tapi bagimu, hal itu tidak akan pernah kan?
Padahal itu yang paling aku inginkan.


Detik ini aku berjanji untuk berhenti!!!!
Berhenti untuk tidak mencintai seseorang lagi..











Selain dirimu.

0 komentar:

Posting Komentar