Minggu, 11 Mei 2014

Gugur



gambar: tiangawan.com

Seseorang berikan aku seikat daun kering
Kalau dia hancur karena remasanmu
Dialah aku
Kalau dia menguatan diri untuk mempertahankan bentuk dalam remasanmu
Sayang sekali, itu bukan aku

Beberapa ditiup oleh angin, oh tak apa.
Beberapa mengikuti udara pun tak apa.

Jatuh dan sering kali tak dipedulikan
Harga murni tak di sandang.
Hanya seonggok dalam sekumpulan
Hanya secuil dari kumpulan yang terbuang

Mentari mengelabuhimu
Dia janji katanya hujan
tapi dia menyuguhi gerah
Tak jadi hijau
malah kering kerontang.
Dan pusing dalam beberapa hari
kau terjatuh di atas tanah.

Daun
aku manis memandangmu
lelap akan lamunanku sendiri
aku perih merasakanmu
rasa akan rindu yang tak bisa ku miliki sendiri
beberapa hari ini
aku mencetakmu baik-baik dalam ingatanku.
Hingga membekas.

daun..
aku ingin hijau bersamamu.. berada di puncak tertinggi
tanpa mengenal musim gugur.
sampai kita coklat dengan sendirinya...
kemudian gugur dengan sendirinya...

agar aku layak kau pandangi
agar sampai rinduku di sudut ruang hati
menjelma dan terus mengisi.
jangan payah dengan pura-pura tak mengerti.
Ingat waktu selalu meninggalkan kita
jika kita tak mengambil kesempatan satu sama lain.

0 komentar:

Posting Komentar