Merembes akar hijau dedaunan yang tadinya—hembuskan angin
semilir
Teramat detail lirik-lirik ini kusampaikan
Juta kali memangsa lamunanmu dijauh sana tapi tetap tak
temukan aku—kau datang dengan siapapun yang melewatimu
Melaluimu sekilas
Mengabadikanmu selamanya
Pelan, rindu ini bukan lagi memenuhi.. membuncah ke
permukaan. Sampai tak ada lagi ruang, sampai-sampai kejatuhcintaanku tidak ada
maknanya lagi.
Hingga tiada hingga
Tanda baca yang kubuat untuk mengakhiri kalimat juga tidak
bermakna
Hati-hati dengan kerumunan hujan
Mereka melaju memukul dan mengelabuhi mereka-mereka yang
duduk dilatar-latar rumah, menikmati derasnya
Hujan menantang sesiapa yang dengan angkuhnya mematik api
rindu
Kemudian menyuruh mereka maju satu-satu
Jika mereka datang sendirian, gelegar petir kan menyambut
dan meruntuhkan ketangguhan yang mereka banggakan padahal palsu
Sudahlah wanita, yang dengan segala kelemahannya bertahan
ditengah dingin
Sudahlah wanita, yang dengan segala kebingungannya mencari
tanda disesatkan oleh arah mata angin yang tak menentu
Ini kemarau kemarau lugu
Ini penghujan yang terlalu syahdu
Bahkan untuk terpenggal dengan syair rindu
Bahkan untuk tertidur dan menghilangkanmu dari mimpiku
0 komentar:
Posting Komentar