DIVISI
PENGEMBANGAN MEDIA DAN WAWASAN ILMIAH
HIMA
PPB FIP UNY
PERIODE
2014
“You
were born to be REAL, not to be PERFECT”
“Don’t
judge the book by its cover, because if you judge the book by its cover you
might missing out an amazing story”
Payung
itu kini sudah tidak peyok lagi. Payung itu kini melindungi segenap jiwa dengan
bersedia menerima pukulan-pukulan hujan yang demikian lebat. Payung itu kini
sudah tidak peyok lagi. Musim hujan yang panjang telah beralalu, kemarau menyapa
dalam doa dan pengharapan untuk langkah di masa depan. Payung itu kini tak
digunakan lagi. Payung itu kini tak akan disapa lagi.
Payung itu telah berganti
dengan yang baru.
Kemarau
yang menggigit, meninggalkan musim hujan yang menggigil.
Pengganti!
Bukan masalah musim hujan atau kemarau.
Pesanku:
Agar kalian menggunakan payung dengan bijak ketika kemarau pun penghujan,
jangan biarkan dia peyok karena terlalu berat menopang ketidakmampuanmu
berpikir dan merasakan ketulusan, kebaikan, dan kebenaran.
Bersiaplah
para pengganti...
Tidak
ada yang menyangka saya akan terlibat sebegitu dalam dengan dunia organisasi.
Dua periode pengurusan rasanya tidak akan pernah cukup bagi saya untuk
menyelami makna organisasi. Mulus perjalanan menuju Roma. Banyak rute yang harus
ditempuh, tapi rute yang saya pilih jauh berbeda daripada orang-orang pada
umumnya. Lebih rumit daripada orang-orang disekitar saya. Tidak ada yang
menyangka berada dalam kotak tak lebih dari 4x4 meter bisa mengubah hampir
seluruh hidup saya. Ada yang menyemangati, ada yang menjatuhkan semangat, ada
pula yang terus menjaga semangat untuk tak lelah menjalani roda kepemimpinan di
Divisi PMWI. Kawan-kawan 2012, kalian seperti vitamin yang membuat saya
memiliki kemampuan untuk bergerak lebih cepat dan dinamis. Kalian seperti
aspirin yang meringankan sakit ketika migrain menyerang. Kalian seperti oase di
padang pasir yang tandus. Tanpa kalian, bagaikan tanpa air. Tak mungkin akan
dapat melalui perjalanan panjang ini. Terimakasih..
Amanah
tidak akan jatuh pada pundak yang salah. Kekuatan dari kalimat ini entah
seberapa besar, tapi yang jelas, ia memunculkan harapan baru pada masa jabatan
saya yang telah mencapai puncaknya ini. Dua periode kepengurusan bukan waktu
yang singkat, bukan juga tanpa makna. Seluruh perihal kehidupan semenjak saya
menjadi pengemban amanah di HIMA telah memberikan banyak sekali pelajaran.
Tentang pentingnya napas, pentingnya bernapas, dan pentingnya memberikan napas.
Terimakasih
kepada kakak-kakak Pengurus HIMA tahun 2013. Juga terimakasih kepada semua
kalian Pengurus HIMA tahun 2014. Maaf untuk tidak dapat membelah diri menjadi
dua. Komitmen adalah bekal saya. Tidak nampak bukan berarti saya tidak bekerja.
Muluk untuk menjelaskan maksud. Naik, turun tangga tidak menjadi masalah yang
menjadi beban, ketika komitmen itu telah buru-buru terucap di awal perjalanan. Saya
bukan manusia sempurna yang menjelma menjadi nabi, saya hanya manusia yang
menuju menjadi sempurna. Maafkan jika banyak salah, namanya juga manusia.
Kondisi Umum
Divisi
PMWI (Pengembangan Media dan Wawasan Ilmiah) merupakan devisi yang bertugas
untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi mahasiswa Bimbingan dan Konseling
di bidang Media dan Wawasan Keilmiahan. Divisi PMWI memberikan ruang dan tempat
seluas-luasnya untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang kreatif, memiliki
banyak ide, gila diskusi, suka bekerja, ingin tahu lebih banyak informasi,
menyebarluaskan informasi, menuangkan idenya dalam bentuk karya baik gambar
maupun tulisan dan memiliki program kerja sebagai penggerak massa dalam
bertukar pikiran agar tercipta perubahan yang lebih baik. Devisi PMWI tempat
menguji daya cipa, rasa, karsa mahasiswa Bimbingan dan Konseling dan
mengeksplorasi kemampuan diri sedalam-dalamnya. Devisi PMWI merupakan pencetus
pemikiran yang baru, hangat dan menginspirasi.
Kondisi Internal
Ungkapan
HIMA adalah keluarga, bukan ungkapan gombal, akan tetapi ungkapan yang telah
mendarah daging dan terbukti kebenarannya. Himpunan adalah tempat meluapkan
rasa bersama dan bertukar cerita. Himpunan adalah tempat mengeksplorasi diri
dan tempat mengembangkan diri. Himpunan adalah tempat kita mengenali siapa kita
dan lingkungan baru kita. Himpunan ini memiliki Divisi Pengembangan Media dan
Wawasan Ilmiah yang terdiri dari:
Kepala Divisi: Pipit Septiani
Ucapan
terimakasih ini ingin sekali saya haturkan sejak pertama saya mengemban amanah.
Ucapan terimakasih ini ingin sekali saya tanam, siram setiap hari agar
tumbuhnya subur dan nampak kesegarannya setiap hari. Ucapan terimakasih ini
ingin sekali saya haturkan kepada sosok yang telah mempercayakan amanah ini.
Ucapan terimakasih ini ingin sekali saya haturkan kepada sosok yang telah sabar
menerima absen saya, sosok yang telah bijak memandang organisasi yang
dipimpinnya. Terimakasih Wildan Isnaini Yahya. Saya bukan siapa-siapa tanpa
seorang Wildan. Ketidakbijakan saya mungkin telah melukainya, bersyukur
sosoknya adalah sosok yang pemaaf dan dapat melihat satu hal dari berbagai
sisi. Salut! Saya angkat topi untuk keberhasilannya mengendarai HIMA.
Maaf
apabila diri ini tidak mendaya ketika yang berbaur tak lagi murni melengkapi.
Maaf apabila, terkesan menduakan atau men-tiga-kan urusan sepenting ini. Maaf
apabila kata dan hati bersatu maksud, tetapi dalam penyampaiannya tidak berkenan
di mata teman-teman sekalian. Maaf untuk tidak memberikan sepenuhnya,
seluruhnya. Karena sebagian alasan, memang tidak butuh untuk diungkapkan. Maaf
untuk telah mencederai kehadiran dengan berbagai macam kesibukan. Bagi saya,
belajar adalah proses mendewasakan diri. Belajar adalah mengenali sekitar dan
memperluas jangkauan. Belajar adalah lebih banyak salahnya daripada benarnya,
belajar adalah lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Belajar adalah
proses menyakitkan yang membuat kita menemu hikmah. Belajar adalah perjalanan
panjang tiada henti, dari mulai ditiupkannya ruh sampai mata terpejam nanti.
Ini adalah alasannya. Jika mengekang diri di situ-situ saja, saya tidak akan
pernah belajar. Butuh “bersama orang yang tepat di tempat yang tepat”, untuk
membantu kita tumbuh berkembang.
Tidak
ada ketidaksengajaan yang disengaja, atau kesengajaan yang ditidaksengajakan.
Semua bukan kebetulan, tapi memang sudah digariskan sejak awal; bahwa kita akan
bertemu.
Rufaida Dwi Nurani
Hal
yang kecil terkadang sengaja diabaikan, sengaja dikesampingkan, sengaja
disingkirkan. Tapi tidak dirimu, adik yang mbak anggap sebagai adik paling kecil.
Justru dari hal kecil-kecil darimu dik, mbak jadi melihat sesuatu yang melebihi
kesempurnaan. Hal kecil-kecil yang dirimu luapkan adalah bentuk kesetiaan tiada
banding. Mbak meliat perjuangan yang tak pernah orang lain lihat. Pada awal
kepengurusan HIMA 2014, mbak melihat semangat yang terpancar darimu yang
mungkin orang lain tidak lihat. Kehadiran adalah bentuk kesetiaan yang tidak
tergantikan. Terimakasih untuk terus berproses. Kita kini adalah bahan
reflesksi. Untuk adik-adikmu yang akan melanjutkan langkah kakak-kakakmu yang
sudah semakin patuh pada waktu untuk mengucapkan “Selamat Tinggal”. Bukan
berarti kita tidak akan berjumpa lagi, kita bernegoisasi dengan waktu dan
membentuk kata ‘sepakat’ untuk saling bertukar cerita, kapan pun, dan dimana
pun. Saling belajar dan membelajarkan. Indah bukan?
Hana Gilang Sukmawati
Hana.
Warna kesukaanmu apa? Lagu kesukaanmu apa? Makanan favoritmu apa? Buku yang
paling kau suka? Kapan kita ringan berbincang tentang hal-hal yang paling
sering orang lakukan? Payah sekali aku ini. Hana pantas untuk menjadi kakak,
eh, tapi jika ingin bertukar peran menjadi seorang adik, bukan masalah. Kita
masih pantas dibilang keluarga kan? Meskipun kakakmu ini sering
ngilang-ngilang, dan lupa menyapa ketika berpapasan di jalan, atau ketika kamu
sedang mengobrol ringan dengan teman-teman yang lain di depan kantin, tapi
ingin rasanya mengenal sosokmu lebih dekat.
Kakakmu
ini seorang cenayang, mau bukti? Kalau kuat bilang kuat. Kalau sakit bilang
sakit. Kalau keberatan bilang keberatan. Kalau tidak bisa katakan tidak bisa.
Jangan bohongi kami dengan tubuh sok kuatmu itu. Belajarlah untuk bisa
dimengerti orang lain. Jangan hanya kamu saja yang boleh mengerti orang lain.
Ijinkan saya dan teman-teman untuk mengerti kamu juga. Terimakasih untuk
kehadiranmu selama ini.. Maaf untuk tidak bisa menjadi orang paling nyaman jika
saja seharusnya begitu. Selamat melanjutkan pilihan.. kemana pun kamu nanti,
semoga orang-orang disekitarmu lebih bisa merengkuh dan menjagamu dalam
kehangatan suasana keluarga dalam organisasi.
Khilsa Azkania
Pernah
dengar lagu instrumental “river flows in you” milik Yiruma? Khilsa, lagu itu
metafora-mu. Seorang Khilsa yang sangat pendiam. Saya rasa semua orang juga
begitu ketika baru mengenal. Awalnya sangat pendiam. Lagu river flows in you awalnya juga pelan sekali. Sang pianis sengaja
ingin memberikan kejutan pada reff-nya. Dan benar! Kamu mengejutkan. Sama
seperti river flows in you. Saya
melihat sosok motivator yang mengagumkan pada seorang Khilsa. Orang lain
mungkin belum melihat itu. “Sungai
mengalir dalam dirimu..” benar, kamu itu seperti kekuatan dalam arus air
sungai. Tidak akan nampak karna bening airnya. Tidak mengandung rasa rasa juga.
Tidak peduli batu, kerikil, ranting pohon jatuh dan mengotorimu,
menghentikanmu, kamu akan terus mengalir dengan derasnya. Membuat arus yang
mengantarkan orang-orang menuju tempat kemana-ia-ingin menuju. Kakakmu yang
satu ini memang tidak pandai merangkai kata-kata menjadi lebih sederhana.. maaf
membuat bingung dan semakin sulit. Terimakasih atas segala bantuanmu Cak..
mulai dari menjaga teman-teman yang lain, membereskan laporan
pertanggungjawaban yang khayal untuk disentuh.. terimakasih telah menjadi
sekertaris yang baik. Semoga dirimu bisa mengantarkan adik-adik menuju ke
tempat kemana-ia-ingin-menuju.
Azkia Risky Amalia
Kenapa
PMWI? Mungkin kamu masih belum menemu jawab. Kenapa juga harus kamu? Kakakmu
ini juga belum menemukan jawabannya. Menyenangkan bukan menjadi bagian dari
kami? Hal-hal kecil bisa kita banggakan bersama, misalnya majalah dinging tiga
dimensi yang kita buat tidak dalam waktu yang singkat itu. Maaf dulu sudah
ngotot-ngotot untuk segera memperbaiki mading yang rusak. Cantik ya? Memoar
kenangan masa lalu pada saat kita kelaparan di sekre HIMA, bikin mading segede
gambreng dan kemudian tertawa bebas bersama. Adik yang satu ini memang paling
sensi kalau sudah kelaparan. Bukannya apa, pasti bakal merindukan mimikmu yang
kadang menjengkelkan. Hati-hati dengan wajah jutek-mu itu dek, berapa orang
yang sudah kamu bikin kangen dengan itu?
Azkia
ini cerdas. Dia lugas, dan kalau sudah mempunyai keinginan, dia “harus!”,
karena tekadnya yang kuat. Masih ingat ketar-ketirnya kami ketika mendengar
berita kalau kamu ikut Seleksi Bersama Masuk PTN? Dulu saya takut sekali tidak
ada lagi yang membuat suasana di Hima lebih hidup lagi karena tidak ada anak
yang satu ini. Saya tidak pernah mendoakan agar kamu tidak diterima SBMPTN ya..
saya hanya mendoakan untuk yang terbaik.
Terimakasih telah menjadi bagian yang paling sempurna dalam perjalanan
menemukan jawaban.. semoga Azkia lebih bijak dalam membersamai adik-adik Azkia
nanti dan lebih jarang menampilkan wajah unmood-nya.
Indita Ika Noviana
Jangan
takut kehilangan, takutlah ketika kamu tidak dapat menempatkan barang-barang
pada tempat yang seharusnya. Karena nanti ketika ada orang yang susah-susah mencari,
dia tidak menemu karena lupa menaruh barang-barang dari tempat yang semestinya.
Indita
ini, seperti tombol on-off. Ketika tidak di mode on-kan dia akan diam, seperti
orang yang tersesat di kebun tetangga. Ketika di mode on-kan dia akan gesit
sekali dan bergerak tanpa henti. Kadang dia juga mudah di mode off-kan
semangatnya. Tapi, ini tidak boleh lagi terjadi ketika nanti, Indita sudah
mempunyai adik-adik yang butuh untuk diajak belajar bersama. Bangun kehangatan
keluarga di HIMA, jangan jatuhi mereka dengan tanda-tanda kelemahan dari air
mata, tapi jatuhi mereka dengan semangat mengukir karya dan berikan ruang bagi
mereka untuk bergerak lebih leluasa.
Selalu
sehat ya Dit, jangan lupa makan. Makan harus tiga kali sehari. Minimal dua kali
sehari. Tidak boleh terlalu memaksakan diri. Tidak boleh terlalu mengambil
pusing masalah yang sedang kamu hadapi. Terimakasih untuk bisa menjadi yang
di-tua-kan. Maaf jika mbak bekerja kurang maksimal, sampai jumpa!
Azis Suryaman
Siapa
Azis Suryaman? Siapa yang kenal Azis Suryaman? Mendengar kata-kata seperti itu
seperti mendengarkan, “Apa itu PMWI? Siapa yang tahu PMWI?”. Lucu sekali. Alam
mendengar, Dia menilai. Tidak mungkin yang pantas akan tersisihkan. Tidak
mungkin yang rindu kemenangan akan terbuang ke selokan. Akan ada titik jenuh
yang dialami oleh seseorang pada masa-masa tersibuknya. Semua orang mengalami.
Pada saat itu siapapun tidak boleh mengeluh, lalu protes kepada
Yang-Punya-Hidup agar keadaan berbalik, jika tidak dia akan kabur, memisahkan
diri, menghindar, melakukan apapun sebebas-bebasnya. Karena apa yang kita alami
sekarang adalah proses belajar yang mahal. Apa yang kita lihat akan menjadi
kenangan sedetik kemudian. Apa yang kita bangun akan menjadi peninggalan,
milidetik kemudian. Dan, apa yang lebih penting daripada Jejak? Satu-satunya
alasan kenapa keringat mencucur lebih deras. Satu-satunya alasan kenapa langkah
kaki melangkah lebih cepat dari biasanya. Tak perlu banyak orang yang tahu.
Tapi seorang Azis harus tahu, bahwa penting untuk membuat kesan melalui
jejak-jejak yang membuat HIMA harum namanya.
Jaga
lima waktumu, jaga amanahmu. Panjang lebar orang-orang telah meberikanmu
masukan, opini, fakta-fakta tentang organisasi, silakan pilah mana yang baik
mana yang buruk. Tidak ada orang yang baik atau orang yang buruk. Hanya saja
ada orang yang salah cara dalam menyampaikan maksud. Kalau kakakmu ini termasuk
ke dalam salah satunya maafkanlah.. Kalau tidak, buka mata buka telinga lebih
lebar dari biasanya. Terimakasih telah berusaha menjadi Azis. Sekarang siapa
pun tahu, siapa Azis. Dan selanjutnya tidak usah dijelaskan panjang lebar lagi.
Semua orang tahu apa itu PMWI, apa itu HIMA PPB. Sampai jumpa!
Fajar Ilham
Saya
orang paling merasa beruntung dirimu ada ditengah-tengah kami. Dua tahun
perjalanan harus cukup. Menimbang dan banyak kali bertanya, apa yang membuatmu
pada akhirnya memutuskan untuk bertahan di organisasi ini setelah banyak sekali
bujukan, rayuan dan permohonan? Ah tapi sekarang itu tidak lagi penting.
Terimakasih
telah mau bersama-sama memperbaiki HIMA melalui PMWI. Jangan capek-capek menyapa,
bertukar cerita, memberikan nasehat. Sebenarnya kalau boleh memberitahu, yang
pantas untuk menjadi kepala devisi dan membersamai adik-adik 2013 adalah Fajar.
Laki-laki akan lebih kuat daripada perempuan. Laki-laki tidak akan mudah
mencampuradukkan urusan organisasi dengan perasaan-perasaan yang membuatnya
bekerja tidak profesional. Dia cerdas, lebih kerja ekstra keras, bisa melampaui
target-target, dan menguasai bidang-bidang ke-PMWI-an. Tahu? Ketika mendengar
berita bahwa kamu akan keluar dari PMWI rasanya muaangkel. Siapa nanti yang
akan memimpin PMWI? Akhirnya saya yang kena. Tapi saya bersyukur, kalian tetap
mengiringi dan tak berpaling dari manapun. Eksistensi yang membanggakan.
Terimakasih. Maaf untuk tidak membiarkanmu pergi. Karena adik-adik PMWI dan
kami benar-benar membutuhkanmu. Maaf juga malah saya yang pergi-pergi. Jangan
salahkan orang yang baru belajar ini. Fajar, masih ingat kata mas Dedi? “Tak
selalu nampak tapi selalu ada. Seperti bintang”. Terimakasih!
M. Ilham Mubarok
Dua
tahun perjalanan baru saya sadari kalau Ilham ganteng. Bukan gantengnya sih
yang penting, tapi kehadirannya yang tak pernah absen dari rapat kecil-kecilan
tidak penting, sampai agenda terbesar organisasi. Tidak ada hubungan sebab
akibat yang tidak mengandung hikmah. Berkat seorang Ilham, musim terberat di
HIMA seolah berlalu tidak ada lagi yang menerpa. Tenaganya.. pikirannya..
hatinya.. kantongnya.. dikorbankan demi meringankan peluh dan beban yang
menggerogoti tulang teman-teman yang lain.
Jaga
lima waktumu, kamu labih ganteng kalau terkena air wudlu. Gimana Ham? Dua tahun
perjalanan, bersama-sama cukup kan buat kita menjadi pribadi yang lebih baik?
Sosok kakak yang wajib untuk dicontoh. Terimakasih sudah menjadi teladan bagi
adik-adik. Maaf untuk tidak bisa memenuhi kehadiran melampaui batas
kehadiranmu. PMWI ini milikmu juga, terimakasih sudah ikut-ikutan menjaganya.
Wahyi Dwi Ulfa
Kalau
di HIMA ada nominasi “Woman of this YEAR” bisa panggil nama Wahyi tiga kali.
Potensi alay-nya yang sudah melebihi kadar maksimal kadang menjengkelkan.
Kadang dirindukan juga. Orang Jawa Timur ini memang frontal kalau menyampaikan
maksud. Tapi saya senang mendengarnya. Membuat kita terus berbenah dan
mencari-cari apa yang salah? Mana yang masih perlu untuk diperbaiki?
Wahyi
Dwi, perjalanan kita dua tahun di HIMA sangat mengandung arti mendalam. Banyak
pelajaran yang bisa saya ambil dari sosok-mu. Tapi bukan alay-nya. Jika manusia
di dunia ini ‘diambil’ dan saya diberikan kesempatan untuk mempertahankan satu
orang saja, Wahyi yang akan saya tunjuk. Dia mempunyai kemampuan memimpin yang
luar biasa. Tegas bukan hanya sok tegas. Pengaruhnya membuat organisasi menjadi
sedap karena dibumbui dengan hal-hal yang luar biasa dan bercampur aduk di
dalamnya. Maka tidak salah kalau banyak mata yang melirik seorang Wahyi untuk
membuat sebuah tempat menjadi lebih terang. Terimakasih Wahyi telah
menyempatkan diri untuk selalu hadir di HIMA dan menemani saya. Maaf untuk
kerja saya yang kurang profesional karena banyak faktor yang kamu pun tahu.
Jangan bosan memberi semangat dan nasehat, bahkan ketika saya sedang buruk
suasana hatinya! Selamat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan yang telah
berganti!
Rohmah Nurhuda
Jika
diperkenankan, saya akan mengungkapkan sebuah rahasia. Rohmah bukan perempuan.
Bukan perempuan biasa yang semaunya ada dan semaunya menghilang. Rohmah
perempuan paling kuat karena tidak pernah mengeluarkan air mata untuk hal-hal
cengeng, menguras hati dan menyedihkan sekalipun.
Dia
bukan lampu pijar yang nyalanya terang, lalu memberikan cahaya pada setiap
sudut ruangan. Dia bukan juga lampu kota yang berdiri gagah menjulang lalu
menunjukkan kecantikannya di tengah cahaya remang. Dia lilin yang berpendar.
Selalu ada ketika dibutuhkan, dicari-cari dalam kegelapan, romantis dan
menimbulkan kesan mendalam. Semoga berkenan menjadi teman perjalanan untuk
selalu belajar. Rohmah harus selalu tampil dimana saja. Jangan
tenggelam-tenggelam. Jagalah keceriaanmu kepada setiap wajah yang menyapamu
dari pagi hingga petang. Jangan capek-capek seperti itu! Terimakasih telah acuh
kepada saya, teman-teman yang lain, dan HIMA tentunya. Maaf untuk sikap yang
kadang keterlaluan, kadang berebihan.
Fajar,
Ilham, Wahyi, Rohmah, Rufaida, Hana, Khilsa, Azkia, Indita dan Azis.. Senang
bertemu kalian.. selamat datang dikesengajaan yang di-IKHTIAR-kan.
Saya
manusia yang demikian berusaha mendekati kata sempurna tak pernah lepas dari
salah dan lupa. Mohon maaf bagi banyak hati yang merasa tidak nyaman dengan
sikap, perilaku, tutur kata, dan keras kepalanya saya. Mohon maaf untuk waktu
yang tidak dapat saya manfaatkan dengan baik.
Semoga di tahun-tahun kedepan
HIMA kita akan selalu menjadi HIMA yang terbaik.
Ingat,
bukan hasil yang menentukan keberhasilan kita. Akan tetapi proses belajar yang
panjang dan membelajarkan. Manfaatkan setiap momen kebersamaan, karena ketika
momen itu telah menjadi kenangan kita tidak dapat mengubahnya lagi. Kita adalah
apa yang paling kita inginkan untuk “menjadi”. Dalam proses menemukan jati
diri, ada-ada saya rambu-rambu yang mesti kita patuhi. Ketika kita melanggar,
hukuman membawa hikmah yang begitu berarti. Gunakan agama sebagai pegangan
dalam memberikan kebijakan. Satu kalimat yang semoga dapat menguatkan kalian,
“Dimana bumi berpijak, disana bumi berpihak”. Dimana kalian menepakkan kaki,
disanalah amanah dan tanggung jawab yang besar datang. Bukan untuk menjadikanmu
manusia lemah, akan tetapi untuk menjadikanmu manusia yang kaya akan hikmah.
Para
pengganti, perjalanan kita tidak akan pernah cukup untuk membuat kita menjadi
manusia sempurna. Penting untuk selalu melakukan yang terbaik. Mari kita
berjalan bersama-sama, bukan dengan mata tertutup, tapi dengan mata terbuka
agar kita lebih peka dalam melihat fenomena dan menikmati permainan dunia
dengan segala skenario dan drama. Kebersamaan tidak sesederhana berapa kali
kita bertemu dan bertatap muka, kebersamaan adalah cara kita merasa nyaman
dalam organisasi sesederhana HIMA. Selalu tinggalkan jejak dimanapun kalian
berada! Bertebaranlah dimuka Bumi, biarkan diri menemu lebih banyak lagi makna.
Yogyakarta,
13 Januari 2014
Kepala
Divisi PMWI
Pipit
Septiani
0 komentar:
Posting Komentar